Sekilas, kau tak adil di mataku
Aku selalu merindukanmu di setiap waktu
Sedangkan kau tak pernah menyapaku
Namun aku berharap kau menyapaku lewat doa
Senyummu selalu menggelisahkan malamku
Wajahmu menghantuiku dimana-mana
Bahkan ketika shalat, kamu tega menari diatas sajadah
Aku tak mampu menghindarinya
Kau mampu meracuni otakku
Menjadikan masa kanak-kanakku terulang kembali
Masa dimana ketulusan dan kejujuran kupeluk erat
Segala yang kucicipi terasa nikmat
Kata-katamu adalah air penyemangat
Ditengah padang hati yang gersang
Memberi harapan tersendiri
Dikala diri belum menggapai semangat Ilahi
Kasih, ajari aku cara menyayagimu
Karena aku mencintaimu, merindukanmu
Dan kau belum tentu membutuhkan cinta dan rinduku
Sedang aku ingin berlabuh, mengarungi semesta bersamamu
Hingga suatu hari nanti, yang memisahkan kita adalah mati
Dan ketika itu aku telah benar-benar mencicipi Cinta Tertiggi
Tak ada lagi kerinduan kepadamu dan kepada dunia
Hanya ada Dia, Dzat Yang Maha Cinta
[Purworejo, 04 Mei 2016]
Tinggalkan Balasan